HAMA DAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN

BAGI PARA PETANI YANG LAGI BINGUNG BEDA-IN HAMA DAN PENYAKIT PADA TUMBUHAN.......BACA DONK INFO NIH......

MET BACA........


A. PERBEDAAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama dan penyakit, keduanya merupakan penyebab terjadinya kerusakan. Akan tetapi bila dilihat dari penyebab dan hasil kerjanya, maka antara hama dan penyakit memiliki perbedaan.
1.HAMA
Hama adalah perusak tanaman pada akar, batang, daun atau bagian tanaman lainnya sehingga tanaman tidak dapat tumbuh dengan sempurna atau mati.
Ciri – ciri hama antara lain sebagai berikut :
a)Hama dapat dilihat oleh mata telanjang
b)Umumnya dari golongan hewan (tikus, burung, serangga, ulat dan sebagainya)
c)Hama cenderung merusak bagian tanaman tertentu sehingga tanaman menjadi mati atau tanaman tetap hidup tetapi tidak banyak memberikan hasil.
d)Serangga hama biasanya lebih mudah diatasi karena hama tampak oleh mata atau dapat dilihat secara langsung.
2.PENYAKIT
Penyakit adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga tanaman tidak bereproduksi atau mati secara perlahan – lahan.
Ciri – ciri penyakit antara lain sebagai berikut :
a)Penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang
b)Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur atau cendawan) dan kekurangan zat tertentu dalam tanah.
c)Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan – lahan.

B. HAMA PADA ORGAN TUMBUHAN
Hama yang menyerang organ tumbuhan umumnya adalah hewan. Secara garis besar, hama tanaman dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut :
a. Kelompok hewan menyusui (mamalia),seperti tikus.
b. Kelompok serangga (insekta), seperti belalang.
c. Kelompok burung (aves), seperti burung pipit.
Dibawah ini dijelaskan beberapa contoh hama yang menyerang organ tumbuhan.
1.Hama Penggerek Umbi Kentang
Umbi kentang yang terkena hama penggerak umbi kentang menunjukkan gejala – gejala yakni pada kuit umbi nterdapat kumpulan kotoran ulat berwarna coklat tua. Jika umbi dibelah, didalamnya terdapat alur – alur. Warna daun merah tua dan terdapat jalinan benang yang meliputi ulat.
Hama penggerek disebut Phthorimaea operculella, yakni berupa ulat berwarna kelabu dengan panjang tubuhnya 1 cm. Ulat ini akan tumbuh menjadi ngengat berwarna kelabu dengan sayap berumbai – rumbai.
Pengendalian yang harus dilakukan pada hama tersebut adalah dengan bakteri (disterilkan) sebelum digunakan.
2.Hama Pemakan Daun Kubis
Daun kubis yang terserang hama menunjukan gejala – gejala sebagai berikut. Hama (ulat) memakan daun kubis tanpa epidermisnya (kulit arinya) sehingga daun “berjendela” dan tampak memutih bahkan jika serangan hamanya berat, daun akan tampak berlubang – lubang dan hanya tinggal tulang daunnya saja.
Hama pemakan daun kubis ini disebut Plutella xylostella, atau biasa disebut hama putih dengan ciri – cirinya: ulat berwarna hijau muda, berbulu hitam, kepala kekuningan dengan bercak – bercak gelap, dan ukuran tubuhnya 9 mm.
Cara pengendalian terhadap hama pemakan daun kubis diantaranya sebagai berikut.
a)Melakukan pergiliran tanaman selama 3 – 4 bulan. Langkah ini dilakukan dengan cara menanam tanaman yang bukan sefamili dengan kubis – kubisan pada lahan yang akan ditanami kubis. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memutuskan siklus hama.
b)Secara biologis dengan menggunakan bakteri Bacillus thuringiensis.
c)Secara kimiawi dengan menggunakan insektisida.
d)Secara mekanik dengan melakukan penjebakan pada serangga dewasa. Penjebakan dilakukan dengan menggunakan lampu dan cawan berisi air.
3.Hama Thrips pada cabai.
Cabai yang terkena hama Thrips menunjukkan gejala – gejala, yakni daun cabai yang terserang hama berubah menjadi keriting. Bila serangannya berat, daun mengerut dan lapisannya berkurang, sehingga daun yang baru menyempit. Permukaan bawah daun yang terserang hama berwarna putih keperakan. Buah yang terserang berubah bentuk dan terlihat jaringan seperti kalus berwarna cokelat muda di kulit buah.
Hama ini berupa serangga Thrips sp. dengan ciri – cirinya tubuh berwarna kunimg hingga cokelat kehitaman dan ukuran tubuhnya 1 mm. pengendalian hama Thrips dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan melakukan penyemprotan insektisida.
4.Hama pada Bawang putih
Bawang putih yang terkena hama, daunnya berlubang dengan meninggalkan bekas gigitan berwarna putih, atau daun menjadi berselaput tipis dan layu.
Hama pada bawang putih ini berupa ulat Spedoptera exigua berwarna hijau atau cokelat tua dengan garis kekuningan dan ukuran tubuhnya mencapai 25 mm. Pengendalian hama pada bawang putih ini dilakukan dengan menggenangi lahan sebelum ditanami, pembersihan lahan dari gulma, pengendalian secara biologis dengan menggunakan bakteri Baccillus thuringiensis, dan pengendalian secara kimiawi dengan melakukan penyemprotan insektisida.
5.Hama Penggerek Buah Tomat
Buah tomat yang terkena hama penggerak menunjuukkan gejala – gejala, seperti bagian ujung atau dekat ujuna buah berlubang dan didekat lubang terdapat kotoran hama. Jumlah lubangnya bisa lebih dari satu.
Hama pada buah tomat ini berupa ulat Helicoverpa armigera, dengan ciri – ciri: warna tubuh pada ulat dewasa bervariasi dari hijau kekuningan, hijau kecoklatan atau kehitaman. Tubuh berbulu dan ukuran tubuh mencapai 34,5 mm.
Pengendalian hama penggerek buah tomat dilakukan dengan melakukan rotasi tanaman dengan tanaman terhadap hama tersebut. Pengendalian hama juga dapat dilakukan secara biologis dengan menggunakan musuh alaminya yaitu Microptilis manilae untuk kepompong dan ulat, Diadegma argentiopilosa untuk ulat, atau Trichogramma nana untuk telurnya.
6.Hama Penggerek Polong Buncis
Polong buncis yang terserang hama menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada polong terdapat lubanggerakan berwarna cokelat tua. Daerah seitar lubang menjadi cokelat kehitaman. Jika polong dibuka, akan tampak ulat (hama)dan kotorannya.
Hama pada polong buncis ini berupa ulat Etiella zinckenella. Larva muda berwarna hijau pucat, kemudian berubah menjadi kemerahan, kepala berwarna hitam, dan tubuh berukuran 15 mm.
Pengendalian hama penggerek polong buncis dilakukan dengan membuang tanaman orok – orok disekitar tanaman buncis tersebut atau dengan meakukan penyemprotan insektisida.
7.Hama Penggerek Buah Mangga
Buah mangga yang terserang hama menunjukkan gejala –gejala, yaitu buah berlubang – lubang dan sekitarnya terdapat kotoran yang meleleh dari dalam. Lubang tersebut menembus sampai ke biji. Jika buah tersebut dibelah, bagian dalamnya sudah rusak dan busuk.
Hama pada buah mangga ada dua jenis, yaitu:
a.Ulat dengan warna tubuh berselang – selang merah dan putih, panjangnya kurang lebih 2 cm, besarnya hampir seukuran pangkal lidi dan merupakan larva dari kupu – kupu Noorda albizonalia.
b.Ulat dengan warna tubuh cokelat kehitaman, panjangnya kira – kira 1 cm, beasrnya menyamai lidi yang kecil, dan merupakan larva dari kupu – kupu Philotroctis eutraphera.
Penanggulangan hama penggerek pada buah mangga dilakukan dengan cara menyemprotkan insektisida pada buah mangga yang masih muda atau dengan membungkus buah muda satu persatu sebelum kupu – kupu Noorda albizonalia dan Philotroctis eutraphera sempat bertelur pada buah mangga tersebut.
C. PENYAKIT PADA ORGAN TUMBUHAN
Penyakit pada tumbuhan umumnya disebabkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme tersebut bias berupa virus, bakteri, cendawan, atau jamur. Penyebaran penyakit dapat terjadi dengan perantara angin dan hewan. Dibawah ini akan dijelaskan beberapa contoh penyakit yang menyerang organ tumbuhan.
1.Penyakit Hawar Daun Kentang.
Daun kentang yang terkena penyakit ini menunjukkan gejala – gejala yaitu bercak nekrosis di tepi – tepi daun, terutama pada suhu rendah dan kelembaban serta curah hujan tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Phytophthora infestans. Pengendalian terhadap penyakit tersebut adalah dengan menenam kentang yang tahan penyakit, menggunakan bibit kentang yang sehat, dan melakukan penyemprotan dengan fungisida.
2.Penyakit Busuk Basah Kubis
Kubis yang terkena penyakit busuk basah menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada daun terdapat bercak kebasahan yang bentuknya tidak teratur. Bercak tersebut kemudian melebar dan melekuk, berwarna cokelat tua kehitaman. Jika kelembaban lingkungan tinggi, bercak tampak basah dan ada butir – butir cairan. Infeksi bakteri sekunder mengakibatkan tanaman mengeluarkan bau busuk yang khas.
Penyakit busuk basah disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora pv.Carotovora. Pengendalian terhadap penyakit tersebut adalah dengan menjaga kebersihan kebun dari sisa –sisa tanaman yang sakit, menjaga kelembaban tidak terlalu tinggi dengan cara menanam tanaman kubis dengan jarak tanam yang tidak terlalu rapat, hasil panen dicuci dengan air yang mengandung klorin atau borax 7,5%, dan disimpan di gudang yang mempunyai ventilasi cukup.
3.Penyakit Akar Gada Kubis
Kubis yang terkena penyakit akar gada menunjukkan gejala – gejala, yaitu akarnya mengalami reaksi pembelahan dan pembesaran sel. Kemudian terbentuk bintil atau kelenjar yang tidak teratur, bintil – bintil tersebut bersatu menjadi bengkakan memanjang seperti gada. Akhirnya daun menjadi hijau kelabu dan lebih cepat layu karena jaringan pengangkutnya rusak. Bila lingkungan basah, akar terserang infeksi sekunder sehingga akar busuk sama sekali.
Penyakit akar gada disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassica.
Pengendalian terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara mencegah masuknya jamur penyebab penyakit ke lahan – lahan yang bebas dari serangan jamur, pembibitan dilahan bebas pathogen, dan pengapuran. Pengapuran dilakukan jika pada lahan tersebut tidak akan ditanami kentang.
4.Penyakit Layu Cabai
Cabai yang terkena penyakit layu menunjukkan gejala – gejala, yaitu daun muda layu diikuti dengan menguningnya daun – daun tua. Jika pangkal batang dipotong dan ditekan, maka dari lingkungan berkas pembuluh akan keluar lender berwarna keabu – abuan.
Penyakit layu cabai disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Pengendalian terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan mengurangi populasi bakteri dalam tanah dengan cara menutup tanah dengan plastic transparan selama satu bulan, melakukan rotasi tanaman, pengaturan perairan, dan secara kimia dengan menggunakan bakterisida serta sterilisasi tanah.
5.Penyakit Bercak Ungu pada Bawang Putih
Bawang putih yang terkena penyakit bercak ungu menunjukkan gejala – gejala, yaitu pada daunnya tampak bercak kecil, melekuk berwarna putih hingga kelabu. Jika ukurannya membesar, bercak terlihat “bercincin – cincin” dan warnanya agak keunguan. Tepi bercak berwarna kemerahan atau keunguan, dikelilingi oleh warna kuning yang bisa meluas ke atas atau ke bawah.
Penyakit bercak ungu pada bawang putih disebabkan oleh jamur Alternaria porri. Pengendalian terhadap penyakit tersebut dilakukan dengan cara menanam bawang putih pada lahan yang mempunyai saluran air baik, melakukan rotasi tanaman, dan melakukan penyemprotan fungisida.
6.Penyakit Busuk Daun Bawang Merah
Daun bawang merak yang terkena penyakit busuk daun menunjukkan gejala –gejala, yaitu didekat ujung daun timbul bercak hijau pucat. Jika kondisi lingkungan lembab, dipermukaan daun berkembang jamur berwarna putih ungu. Daun kemudian menguning, layu, dan mongering. Daun yang telah mati berwarna putih dan banyak terdapat jamur hitam.
Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur Perenospora destructor. Pengendalian terhadap penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara menggunakan benih yang sehat atau bebas dari penyakit, membakar daun – daun sisa panen, dan menyemprotkan fungisida.
7.Penyakit Bercak Daun dan Ranting Asparagus
Daun dan ranting Asparagus yang terkena penyakit bercak daun menunjukkan gejala – gejala, yaitu terdapat bercak yang memanjang berwarna cokelat sampai kelabu, dengan tepi lebar cokelat kemerahan pada daundan rantingnya.
Penyakit bercak daun disebabkan oleh jamur Cercospora asparagi. Pengendalian terhadap penyakit tersebut dilakukan dengan cara menyemprotkan fungisida kontak.
0 Responses

Posting Komentar